IDENTIFIKASI
MIKROBA METODE PEWARNAAN GRAM
Mengapa Mikroba Perlu
Diidentifikasi ?
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup
yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Bakteri, kapang, khamir,
hewan bersel satu protozoa, dan virus tergolong dalam mikroorganisme karena
ukurannya yang kecil dengan jumlah yang paling banyak. Hal ini disebabkan
kemampuannya yang sangat cepat untuk berkembang biak. Mikroorganisme dapat
diamati secara langsung dan tidak langsung dengan mikroskop.
Bakteri dapat diperoleh dari mana saja,
misalnya dari rongga mulut, sela-sela gigi, dari tanah yang banyak sampahnya,
dan dari sisa-sisa makanan yang sudah basi. Bakteri mempunyai bentuk dasar
bulat, batang, dan melengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur
dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu
perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu dan lingkungan yang
kurang menguntungkan bagi bakteri.
(Sumarsih, 2003).
Identifikasi mikroba dilakukan untuk
mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri dengan mengamati bakteri secara
langsung atau di dalam kondisi hidup ataupun dalam keadaan mati serta mengamati
bentuk atau ciri-ciri suatu mikroba menggunakan mikroskop. Identifikasi mikroba terhadap morfologinya ini
perlu untuk mengenal nama bakteri. Selain itu, identifikasi mikroba metode
pewarnaan Gram diperlukan untuk pengenalan sifat-sifat fisiologi bakteri sebagai
faktor penentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri (Dwijoseputro, 2005).
Terdapat 2 cara untuk mengamati bakteri
dengan mikroskop, yaitu mengamati sel mikroba yang masih hidup tanpa diwarnai
dan mengamati sel mikroba yang telah mati dengan diwarnai. Bakteri lebih mudah
dilihat ketika diwarnai dengan zat warna. Zat warna yang digunakan untuk
melihat bakteri juga dapat digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel
bakteri. Adanya pewarnaan pada bakteri yang mempunyai sel sangat kecil akan
lebih mudah terlihat dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif yang
mempunyai tingkat pembesaran yang relatif tinggi.
Salah satu metode identifikasi mikroba
adalah metode pewarnaan Gram. Bakteri yang diwarnai dengan pewarnaan Gram terbagi
dua golongan, yaitu Gram positif, bila warna zat pewarna pertama (kristal
violet) tetap bertahan dengan demikian warna bakteri tampak ungu tua, sedangkan
pada Gram negatif, yaitu apabila warna zat warna pertama tida bertahan (luntur)
kemudian tercat oleh zat pewarna tandingannya, misalnya safranin, air fuchin,
dan zat pewarna tandingan lainnya(Razali, 1987).
Apa saja yang dibutuhkan dalam identifikasi mikroba ?
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan
identifikasi mikroba metode pewarnaan Gram, yaitu tabung reaksi, pipet tabung,
kaca preparat, kaca objektif, gegep kayu, bunsen, tabung mini, mikroskop
cahaya, erlenmeyer, pinset.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan identifikasi mikroba metode pewarnaan Gram, yaitu kultur mikroba Lactobacillus casei, safranin, kristal
violet, iodin, alkohol, aquades, tissue.
Bagaimana cara identifikasi mikroba ?
Alat-alat dan bahan di persiapkan. Sterilisasi
secara kimiawi dilakukan pada alat dan meja kerja. Kaca preparat difiksasi,
kemudian koloni mikroba digoreskan di atas kaca preparat menggunakan jarum ose.
Setelah itu, difiksasi dan ditambahkan 3 tetes kristal violet dan diamkan
selama ± 30 detik, kemudian bilas dengan aquades lalu difiksasi. Selanjutnya ditambahkan
3 tetes iodin dan diamkan selama ± 30 detik, kemudian dibilas dengan aquades.
Selanjutnya ditetesi alkohol, lalu dibilas lagi dengan aquades dan difiksasi. Kemudian
ditambahkan beberapa tetes safranin, kemudian dibilas dengan aquades, setelah
itu difiksasi kembali. Selanjutnya diamati menggunakan mikroskop cahaya.
Gambar
Pengamatan Pewarnaan Gram Sel Lactobacillus casei.
Bagaimana Perbedaan
Bakteri Gram Positif dan Negatif ?
Berdasarkan
penyusun dinding selnya, bakteri terbagi menjadi dua, yaitu bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif adalah jenis bakteri
yang dapat mempertahankan zat warna kristal violet, sehingga sel bakteri yang
diamati akan tampak berwarna ungu pada mikroskop. Dinding sel bakteri Gram
positif terdiri atas 30 peptidoglikan dan hanya meliputi ± 30-40 % bakteri
kering dinding sel bakteri. Senyawa lain penyusun dinding sel Gram positif
adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat
spesifik. Bakteri Gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet
setelah dibilas dengan alkohol, dan ketika diberi pewarna tandingannya yaitu
zat warna safranin akan tampak berwarna merah. Hal ini sebabkan karena bakteri Gram
negatif memiliki dinding sel yang terdiri atas satu sampai dua lapis rangka
peptidoglikan, dan hanya meliputi ± 10 % dari berat kering dinding sel. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Suriawiria (1999) bahwa bakteri Gram positif adalah
bakteri yang tetap berwarna ungun setelah dicuci dengan alkohol dan Karmana
(2008) bahwa bakteri Gram negatif akan
kehilangan zat warna kristal violet dan tampak berwarna merah setelah penambahan
safranin.
Apa yang dimaksud bakteri Lactobacillus casei ?
Lactobacillus casei merupakan salah satu jenis bakteri asam laktat
homofermentatif (sebagian besar hasil akhirnya merupakan asam laktat) yang
sedikit atau tidak menghasilkan CO2. Sesuai morfologinya, L. Casei berbentuk batang pendek dalam
koloni tunggal maupun berantai. Bakteri ini bersifat gram positif, katalase
negatif, tidak membentuk endospora maupun kapsul, tidak mempunyai flagela dan
tumbuh dengan baik pada kondisi anaerob fakultatif. Lactobacillus
casei adalah bakteri yang bisa
memecah protein, karbohidrat, lemak dalam makanan, menolong penyerapan elemen
penting dan nutrisi seperti asama amino, dan vitamin yang dibutuhkan manusia
dan hewan untuk bertahan hidup. Lactobacillus
casei mampu menghambat pertumbuhan bakter-bakteri patogen peyebab infeksi
saluran pencernaan seperti E. Coli dan
Salmonella sp karena dapat menhasilkan H2O2 dan
bakteorisin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pato (2003), bahwa Lactobacillus casei sebagai bakteri asam laktat adalah kolompok
bakteri Gram positif berbentuk bulat atau batang, tidak membentuk spora, yang
memproduksi asam laktat sebagai produk akhir metabolik utama selama fermentasi
karbohidrat.
Apa yang dimaksud dengan Metode
Pewarnaan Gram ?
Salah satu metode identifikasi mikroba
adalah pewarnaan Gram dimana bakteri diamati dengan zat warna. Pewarnaan
bertujuan untuk memudahkan melihat ukuran, bentuk, dan struktur sel bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan pewarnaan gram
terbagi dua golongan, yaitu Gram positif, bila warna zat pewarna pertama (kristal
violet) tetap bertahan, dengan demikian warna bakteri tampak ungu tua. dan
bakteri disebut Gram negatif apabila warna zat warna pertama tidak bertahan (luntur)
kemudian tercat oleh zat pewarna tandingannya, yaitu safranin. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pelczar & Chan (2007) bahwa pewarnaan Gram bertujuan
untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan
bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti
dinding sel dan vakuola.
Bagaimana mekanisme kerja Kristal Violet
?
Kristal violet berfungsi membentuk ikatan
mg-Ribonucleid acid pada membran/dinding sel bakteri sehingga membentuk
kompleks mg-Ribonucleid acid kristal
violet. Kristal violet bersifat basa mampu berikatan dengan mikroorganisme yang
bersifat asam. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel bakteri
Gram ngatif menyempit akibat
dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap mempertahankan warna biru,
sedangkan dinding sel bakteri gram positif terdehidrasi dengan perlakuan
alkohol, pori-pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun
sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga pewarna safranin tidak
dapat masuk sehingga berwarna ungu. Hal ini sesuai dengan pernyataan sesuai
dengan pernyataan Pelczer dan Chan (2007) bahwa bakteri Gram positif akan mempertahankan
zat warna kristal violet, adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat
pewarna kristal violet setelah dicuci alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya.
Bagaimana mekanisme kerja Iodin?
Pewarnaan iodin berfunsfi sebagai penguat
ikatan pada kompleks mg- Ribonuclead acid. Tujuan penambahan iodin adalah untuk
memperkuat pengikatan pewarna primer oleh bakteri. Warna ungu pada bakteri Gram
positif disebabkan karena bakteri tersebut mengikat kompleks zat warna kristal
ungu dengan iodin, dan terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
bakteri Gram positif. zat warna akan lebih jelas terlihat setelah penambahan
larutan iodin dan zat warna akan lebih sulit dilarutkan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Pelczar dan Chan (2007) yang menyatakan bahwa iodine yang berfungsi
sebagai penguat ikatan pada kompleks mg-Ribonuclead acid.
Bagaimana mekanisme kerja Alkohol ?
Alkohol
sebagai solven organik berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat
warna pada sel bakter. Pemberian alkohol
pada pewarnaan ini mengakibatkan bakteri akan tetap berwarna ungu pada bakteri Gram
positif karena mengandung peptidoglikan. Bakteri Gram positif akan mengalami dehidrasi
pada dinding selnya dan pori-porinya menciut karena daya rembes dinding sel dan
membran menurun sehingga kompleks kristal ungu dan iodin keluar dari sel dan
tetap berwarna ungu. Alkohol yang diteteskan pada bakteri akan melakukan
penetrasi ke dalam dinding sel dan melunturkan pewarnaan ungu dari kompleks
kristal violet dengan iodin pada Gram negatif karena mengandung lipid. Lipid
tereksitasi (keluar) dari dinding sel dan pori-porinya mengembang sehingga
kompleks kristal violet dan iodin keluar dari sel. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Karmana (2008) bahwa bakteri Gram positif akan mempertahankan warna
ungu setelah dicuci dengan alkohol, sedangkan bakteri Gram negatif menjadi
tidak berwarna setelah ditambahkan alkohol.
Bagaimana mekanisme kerja Safranin ?
Safranin berfungsi sebagai zat warna
tandingan yang dapat melunturkan kompleks mg-Ribonuclead acid- kristal violet
dari diniding sel bakteri Gram negatif. Penambahan safranin pada bakteri Gram
negatif menyebabkan sel bakteri berwarna merah. Fungsi safranin sebagai pembeda
(kontras) terhadap warna kristal violet-iodium dalam pewarnaan Gram. Hal ini
sesuai pernyataan Pelczar dan Chan (2007) bahwa safranin berfungsi sebagai zat
warna tandingan (lawan) meluruhkan kompleks mg-Ribonuclead acid- kristal violet
dari diniding sel bakteri gram negatif.
Apa fungsi dari Aquades ?
Fungsi
aquades dalam metode pewarnaan Gram untuk melunturkan warna utama yaitu kristal
violet sehingga dapat memperjelas pengamatan. Aquades ditambahkan ketika proses
pewarnaan atau setelah penambahan zat warna untuk melunturkan sisa-sisa larutan
pewarnaan gram agar tidak ada zat warna yang mempengaruhi identifikasi mikroba.
Penambahan aquades dilakukan dengan cara membilas bakteri pada kaca preparat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahyuningsih (2008) bahwa pencucian dengan
aquades dimaksudkan untuk meluruhkan zat warna pada bakteri.
Apa fungsi dai Fiksasi ?
Fiksasi dilakukan untuk mematikan
bakteri dan melekatkan sel bakteri pada kaca preparat tanpa merusak struktur
sel bakteri. Fikasi dilakukan dengan melewatkan secara cepat kaca preparat di
api. Fiksasi panas atau dikeringkan dengan bunsen agar bakteri dapat menempel
pada kaca sehingga pada saat pencucian bakteri tidak akan terhapus. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Lay (1994) bahwa fiksasi adalah metode persiapan untuk
menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik dengan menggunakan grutaldehid
dengan proses pembakaran dengan tujuan untuk mematikan mikroba dan melekatkan
sel mikroba pada objek gelas tanpa merusak struktur selnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar
mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Karmana, Oman. 2008. Bioloigi.
Jakarta : PT Grafindo Media Pratama.
Lay,B.W. 1994. Analisa Mikroba di Laboratorium Edisi I . Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Pato,
Usman. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi Dari Dadih Untuk
Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal
Natur Indonesia vol 5 (2): 162-166. ISSN 1419-9379.
Pelczar,
M.J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :
UI Press.
Razali,
U. 1987. Mikrobiologi dasar. Jatinagor : UNPAD.
Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi
Dasar. Yogyakarta : UPN “ VETERAN”.
Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi. Jakarta: CV Rajawal
Wahyuningsih.2008.
Pengecatan
Gram. Purwokerto : Universitas
Jenderal Soedirman.
Kerennn
BalasHapus